Kala sang senja yang jingga
Engkau hanyut kembali ke dalam kalbu
Menghisap bulir-bulir cinta penuh warna
dengan sentuhan lembut kemesraan abadi
Sabtu, 30 April 2011
Rabu, 27 April 2011
Seperempat malam
Diposting oleh
Sasmitawijaya
di
Rabu, April 27, 2011
Angin yang meraung panjang
Bulan purnama menyorot dunia
Lentera tak redup, tak terang
Menyuap takbir, di malam sang Penguasa
Gemuruh petir keras
Memecah lengang seperempat malam
Hembus badai meniup debu-debu
Mengelilip ke sudut-sudut mata
Duduk sila dikurung dingin
Bersenda gurau dengan udara pagi
Samar-samar kejora sudah tampak terbit
Setia menanti mentari, kala dini hari
Ayunkan jemari, menyusun kalimat bermakna kias
Merangkai kata-kata puitis menjadi syair tangis
Gores dengan tinta merah di kertas putih tanpa noda
Pendam galau dalam mimpi seperempat malam
Yang besimbah dukacita bercumbu tawa dan derita
Bulan purnama menyorot dunia
Lentera tak redup, tak terang
Menyuap takbir, di malam sang Penguasa
Gemuruh petir keras
Memecah lengang seperempat malam
Hembus badai meniup debu-debu
Mengelilip ke sudut-sudut mata
Duduk sila dikurung dingin
Bersenda gurau dengan udara pagi
Samar-samar kejora sudah tampak terbit
Setia menanti mentari, kala dini hari
Ayunkan jemari, menyusun kalimat bermakna kias
Merangkai kata-kata puitis menjadi syair tangis
Gores dengan tinta merah di kertas putih tanpa noda
Pendam galau dalam mimpi seperempat malam
Yang besimbah dukacita bercumbu tawa dan derita
Kamis, 14 April 2011
Jaga Karya Cipta
Diposting oleh
Sasmitawijaya
di
Kamis, April 14, 2011
Kita kaya ragam budaya
Hasil karya anak bangsa
Banyak orang yang tak merasa
Budaya kita dicomot negara tetangga
Suara media dimana-mana
Rakyat Indonesia membabi buta
Tak ketinggalan mentri pariwisata
Baru sadar dari tidurnya
Deras aliran air mata pribumi
Mendengar karyanya di akui bansga luar negeri
Amarah membara disana-sini
Terburu nafsu, demonstranpun beraksi
Salah kalian tak melestarikannya
Tak peduli dengan karya negara
Lupa akan kebanggaan negeri tercinta
Sehingga, budaya sendiri terasa tiada makna
Karya cipta ditiru satu persatu
Langsung jiplak tak pandang bulu
Rakyat mereka berkaryapun tak mampu
Budaya kami diaku tanpa ada rasa malu
Sadarkah kalian para rakyat pribumi
tiga puluh empat kebudayaan tinggal memori
Mereka merebut budaya kami
Padahal kita serumpun negeri
Budaya tertindas di jaman reformasi
Pemuda pemudi sudah tak peduli lagi
Putra putri tak lagi berkarya seni
Tak mau di ajari budaya sendiri
Bangun, Bangun Negeriku !
Penyesalan itu tak ada guna
Kita harus bertindak dan menjaga
Budaya kita sungguh mulia
Segeralah jadikan hak cipta bangsa
Itulah salah satu tugas negara
Melindungi cipta karya anak bangsa
Bangga akan budaya leluhurnya
Sebagai bukti kepribadian bangsa.
Hasil karya anak bangsa
Banyak orang yang tak merasa
Budaya kita dicomot negara tetangga
Suara media dimana-mana
Rakyat Indonesia membabi buta
Tak ketinggalan mentri pariwisata
Baru sadar dari tidurnya
Deras aliran air mata pribumi
Mendengar karyanya di akui bansga luar negeri
Amarah membara disana-sini
Terburu nafsu, demonstranpun beraksi
Salah kalian tak melestarikannya
Tak peduli dengan karya negara
Lupa akan kebanggaan negeri tercinta
Sehingga, budaya sendiri terasa tiada makna
Karya cipta ditiru satu persatu
Langsung jiplak tak pandang bulu
Rakyat mereka berkaryapun tak mampu
Budaya kami diaku tanpa ada rasa malu
Sadarkah kalian para rakyat pribumi
tiga puluh empat kebudayaan tinggal memori
Mereka merebut budaya kami
Padahal kita serumpun negeri
Budaya tertindas di jaman reformasi
Pemuda pemudi sudah tak peduli lagi
Putra putri tak lagi berkarya seni
Tak mau di ajari budaya sendiri
Bangun, Bangun Negeriku !
Penyesalan itu tak ada guna
Kita harus bertindak dan menjaga
Budaya kita sungguh mulia
Segeralah jadikan hak cipta bangsa
Itulah salah satu tugas negara
Melindungi cipta karya anak bangsa
Bangga akan budaya leluhurnya
Sebagai bukti kepribadian bangsa.
Senin, 04 April 2011
Sufferers need us ....
Diposting oleh
Sasmitawijaya
di
Senin, April 04, 2011
The poor people scream loudly ,,
They keep on pray to divinity ...
Cause, Their life is full of bad memory ..
Don't want too much desire that is'nt necessary ...
The famine people creep so slowly ...
The blind people walk so carefully ..
but, the rich people drive their luxurious car so proudly ...
but, the rich merchant show their treasure so arrogantly .
They wound, there cry ..
They dry, i cry ...
Their heart, there kind fay ...
Although, not visible with eye ..
The goverments was foul ...
They aren't know sufferers soul ..
who crawl limply, under the sol ...
without there none goal ...
Help them, sincerely ...
there will be response from the god, certainly ...
don't grind them, awfully ..
will be bad affected, hopefully ....
They keep on pray to divinity ...
Cause, Their life is full of bad memory ..
Don't want too much desire that is'nt necessary ...
The famine people creep so slowly ...
The blind people walk so carefully ..
but, the rich people drive their luxurious car so proudly ...
but, the rich merchant show their treasure so arrogantly .
They wound, there cry ..
They dry, i cry ...
Their heart, there kind fay ...
Although, not visible with eye ..
The goverments was foul ...
They aren't know sufferers soul ..
who crawl limply, under the sol ...
without there none goal ...
Help them, sincerely ...
there will be response from the god, certainly ...
don't grind them, awfully ..
will be bad affected, hopefully ....
Jumat, 01 April 2011
Goresan hati tentang sebuah realita ....
Diposting oleh
Sasmitawijaya
di
Jumat, April 01, 2011
Bumi masih bermandikan cahaya bulan ...
terlihat Gemintang malam nian menawan ...
Hanya mengucap tasbih dengan rasa ketakjuban ...
Dinginnya malam kelam menyejukkan hati dan pikiran ...
Ayam sudah berkokok di pagi nan hampa ...
Terdengar jelas kumandang adzan subuh tlah menggema...
Terasa sejuk udara menyengat jiwa ...
Segera wudlu, tunaikan ibadah pada yang maha Kuasa ...
Sang surya tampak berdiri di atas cakrawala ..
Namun hangatnya masih tak kurasa dalam raga ...
Rintik-rintik hujan lambat laun mereda ...
Mentari berseri menari anggun di ambang samudera ..
Tak lupa telan sesuap nasi ....
Hendaknya perut sudah cukup terisi ....
Menuju sekolah dengan langkah nan pasti ...
Gelora semangat masih terikat di hati ...
Memang bukan darah biru ...
yang terbebas dari kerasnya segala belenggu ...
Ku sadar akan keadaan tak mampu ...
Tetapi giat usaha tak jemu-jemu ...
Syukur hamba masih mampu berkarya ..
Meski hambatan masih tersimpan dalam dada ...
Jadikan setiap ucapan penuh dengan do'a ...
karena itu kan melahirkan isyarat hidup dari Allah semata ..
Masa depanku masih ku genggam erat dengan jari jemari ...
Walaupun masih sulit tuk memperoleh sesuap nasi ...
Tetap berdiri tegak di atas bumi pertiwi ....
Taklukan hari bersama teriknya panas mentari ...
Sudah lama negeri ini merdeka ...
Terbebas dari belenggu para penjajah ...
Namun rakyat masih terkubur derita ...
Serta pemerintah justru tertidur pulas di kursi pribadinya ..
Ku ingin menjadi pilot ...
Bela peperangan negara dengan sebutan patriot...
Kriminalitas jangan jadikan budaya ..
Provokasi jangan anggap hal biasa ..
Aku tahu bahwa negeri ini berbangsa ..
Tetapi pemerintahnya laksana tikus sedang di mangsa ..
Atas nama pemuda pemudi indonesia ..
Kami patut berkarya untukmu nusantara ..
Karena, tanah air ada di sini bukan dimana-mana ..
Kami satu arah, kami satu darah, satu bangsa dan bahasa ..
Kami anak Nusantara ...
Berbeda suku, ras, golongan, dan agama ..
Semua satu, bhinneka tunggal ika ..
Turut berkarya untuk bangsa dan negara ..
terlihat Gemintang malam nian menawan ...
Hanya mengucap tasbih dengan rasa ketakjuban ...
Dinginnya malam kelam menyejukkan hati dan pikiran ...
Ayam sudah berkokok di pagi nan hampa ...
Terdengar jelas kumandang adzan subuh tlah menggema...
Terasa sejuk udara menyengat jiwa ...
Segera wudlu, tunaikan ibadah pada yang maha Kuasa ...
Sang surya tampak berdiri di atas cakrawala ..
Namun hangatnya masih tak kurasa dalam raga ...
Rintik-rintik hujan lambat laun mereda ...
Mentari berseri menari anggun di ambang samudera ..
Tak lupa telan sesuap nasi ....
Hendaknya perut sudah cukup terisi ....
Menuju sekolah dengan langkah nan pasti ...
Gelora semangat masih terikat di hati ...
Memang bukan darah biru ...
yang terbebas dari kerasnya segala belenggu ...
Ku sadar akan keadaan tak mampu ...
Tetapi giat usaha tak jemu-jemu ...
Syukur hamba masih mampu berkarya ..
Meski hambatan masih tersimpan dalam dada ...
Jadikan setiap ucapan penuh dengan do'a ...
karena itu kan melahirkan isyarat hidup dari Allah semata ..
Masa depanku masih ku genggam erat dengan jari jemari ...
Walaupun masih sulit tuk memperoleh sesuap nasi ...
Tetap berdiri tegak di atas bumi pertiwi ....
Taklukan hari bersama teriknya panas mentari ...
Kesuksesan adalah kunci dari kehidupan ..
Belajar tekun dengan penuh kesungguhan ..
Tak takut sedikitpun cobaan dan halangan ..
Manfaatkan adanya segala kesempatan ...
Terbebas dari belenggu para penjajah ...
Namun rakyat masih terkubur derita ...
Serta pemerintah justru tertidur pulas di kursi pribadinya ..
Ku ingin menjadi wakil rakyat ...
Negeri bangga memiliki insan yang bermanfaat ...Ku ingin menjadi pilot ...
Bela peperangan negara dengan sebutan patriot...
Kriminalitas jangan jadikan budaya ..
Provokasi jangan anggap hal biasa ..
Aku tahu bahwa negeri ini berbangsa ..
Tetapi pemerintahnya laksana tikus sedang di mangsa ..
Atas nama pemuda pemudi indonesia ..
Kami patut berkarya untukmu nusantara ..
Karena, tanah air ada di sini bukan dimana-mana ..
Kami satu arah, kami satu darah, satu bangsa dan bahasa ..
Kami anak Nusantara ...
Berbeda suku, ras, golongan, dan agama ..
Semua satu, bhinneka tunggal ika ..
Turut berkarya untuk bangsa dan negara ..
Langganan:
Postingan (Atom)