Angin yang meraung panjang
Bulan purnama menyorot dunia
Lentera tak redup, tak terang
Menyuap takbir, di malam sang Penguasa
Gemuruh petir keras
Memecah lengang seperempat malam
Hembus badai meniup debu-debu
Mengelilip ke sudut-sudut mata
Duduk sila dikurung dingin
Bersenda gurau dengan udara pagi
Samar-samar kejora sudah tampak terbit
Setia menanti mentari, kala dini hari
Ayunkan jemari, menyusun kalimat bermakna kias
Merangkai kata-kata puitis menjadi syair tangis
Gores dengan tinta merah di kertas putih tanpa noda
Pendam galau dalam mimpi seperempat malam
Yang besimbah dukacita bercumbu tawa dan derita
Rabu, 27 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comment:
Posting Komentar