Minggu, 22 Mei 2011

Daku disudut kota

Ku berjalan mungil kala fajar tiba
Menanti sayup sayup fatamorgana
Berliput rumput berdebu yang terbuang
Di sisi batu-batuan kikis, di jalan beraspal

Semilir sajak angin membelai pirangku
Seribu sapa gigil tersapu jerit dingin
Surat sang surya mengundang prahara
Sepercik sinar berkelip di ufuk timur

Terdengar tangisan bayi di lorong kota
Getar gemetar berdendang tak henti
Bayang diri sudah menguntit kanan kiri
Paksa sendi lara tuk pergi jauh dari ranting tua

Kata kata membeku dalam jiwa
Setelah takluk oleh letih yang menggoda
Tetes peluh menghujam deras teras bernoda
Liur terus ku telan tuk menahan rasa dahaga

0 Comment:

Posting Komentar